Kucing Balinese pertama kali ditemukan pada pertengahan abad ke-20 di Amerika Serikat. Meski namanya merujuk pada budaya Bali di Indonesia, kucing ini sebenarnya tidak berasal dari Bali. Nama “Balinese” diberikan karena keanggunan dan keindahan gerakannya yang mengingatkan pada penari tradisional Bali. Asal mula kucing Balinese terkait erat dengan kucing Siamese, karena mereka sebenarnya adalah hasil mutasi alami dari kucing Siamese berbulu pendek.]
Sejarah
Pada sekitar tahun 1920-an, kucing bulu panjang siam dianggap sebagai kucing yang aneh, sehingga banyak yang menjualnya dengan harga yang murah. Tak ada satu pun usaha untuk melakukan program pembiakan terhadap ras kucing ini. Pada sekitar tahun 1950-an, barulah muncul usaha untuk mengembangbiakan ras ini agar dapat terpisah dengan ras siam menjadi ras tersendiri.
Pada pertengahan tahun 1950-an, ada dua orang peternak kucing bernama Marison Dorsey dari Rai-Mar Cattery di California dan Helen Smith dari MerryNews Cattery di New York yang bertekad untuk mengembangbiakan ras ini. Kemudian, Helen menamai ras ini dengan nama “Bali” karena keanggunan ras kucing ini seperti gemulainya penari dari Bali. Kucing bali kemudian mulai populer dan banyak peternak kucing yang mencoba untuk menyempurnakan karakteristik dari ras Bali.
Ciri Fisik Kucing Balinese
Ciri-ciri dari kucing balinese dalam segi penampilan dari warna sama seperti kucing siam, perbedaannya pada ukuran tubuh kucing ini juga terlihat sedang, panjang, dan ramping. Tulang-tulang halus namun memiliki otot yang kuat. Kepala berbentuk seperti baji, berukuran sedang atau proporsional dengan besar tubuhnya. Moncongnya halus, hidung panjang dan lurus. Kaki panjang dan ramping, kedua kaki belakangnya lebih tinggi daripada kedua kaki depannya. Lima jari di masing-masing dua kaki depan dan empat jari masing-masing di kedua kaki belakang.
Sebagai salah satu kucing telinga lebar, ukuran telinga cukup besar dengan ujung meruncing dan lebar di bagian pangkal. Mata ukuran sedang berbentuk almond, warna mata kebanyakan berwarna biru cerah. Ekor panjang, dengan ujung meruncing dan bulu-bulu ekor lebat dan panjang. Bulu-bulu panjang sedang dan halus. Warna Balinese coklat dan krim khas kucing Siam. Beberapa titik berwarna point
seperti bagian wajahnya, telinga, kaki dan ekor.
Kepribadian dan Sifat Kucing Balinese
Temperamen kucing Balinese mirip dengan kucing Siamese, tetapi beberapa pengadopsi berpendapat kucing ini lebih tenang. Tetapi, kemungkinan besar Balinese akan bersifat ekstrovert dan membutuhkan perhatian ekstra dari kawan manusianya. Balinese sangat vokal dan seolah-olah dapat berbicara dengan pengadopsinya. Kebutuhan mereka untuk menjadi bagian dari keluarga dan keinginan mereka untuk mendapatkan perhatian menunjukkan bahwa mereka menyukai keberadaan manusia dan cocok dengan orang-orang yang jarang keluar rumah.
Jenis Bulu
Bulu kucing balinese memiliki kedalaman dan juga lapisan yang dalam, akan terlihat ketika kamu bedakan pada bagian tubuh dalam si kucing, karena disinilah perbedaan paling terlihat antara ras kucing siam dengan balinese. Ras yang satu ini memiliki telinga yang besar yang juga bisa menjadikan pangkal telinganya ke ujung, dengan kepalanya yang segitiga sangat memberikan kesan bahwa tubuhnya sangatlah ramping dan juga atletis. Mereka memiliki warna yang sangat populer yaitu warna coklat, biru, ungu, dan mata yang hanya memiliki satu warna yaitu biru tua.
Fakta Menarik tentang Kucing Balinese
Kucing Balinese pada dasarnya adalah longhair Siamese. Pertama kali dikenali di awal abad ke-20, para pembiak awalnya memberikan begitu saja anak-anak kucing berambut panjang ini. Setelah Perang Dunia Kedua, ras ini dikembangkan dan awalnya disebut ‘Longhair Siamese’, namun kemudian dinamakan ulang sebagai ‘Balinese’ karena kemiripannya dengan para penari yang elegan. Di tahun 1961, Balinese dikenali di Amerika tetapi baru pada pertengahan 1970-an kucing ini kemudian diimpor ke Eropa.