Ular king Kobra (Ophiophagus hannah) merupakan ular berbisa terpanjang di dunia dengan panjang tubuh bisa mencapai sekitar 5,7 meter. Meskipun, panjang ular king cobra dewasa umumnya hanya sekitar 3 – 4,5 meter dengan berat rata-rata 12 kg.
Di Indonesia, ular king cobra dikenal juga sebagai ular tedung, ular lanang (Jawa), ular totok (Jawa), dan ular tedong selor (Kalimantan).
Ular king cobra banyak tersebar dari bagian Selatan dan Tenggara Asia. Kebanyakan dari mereka hidup di hutan daerah dataran tinggi, demikian dikutip dari buku Kisah 1001 Fakta-Fakta Paling Super oleh Nia Kamaladewi.
Ciri-ciri Ular King Cobra
Pada tubuh bagian atas (dorsal), ular king cobra memiliki ciri umum berwarna coklat kekuningan, atau keabu-abuan dengan bagian kepala yang berwarna cenderung lebih terang. Sedangkan bagian bawah tubuh (ventral), berwarna keabuan atau kecoklatan, kecuali dada dan leher yang berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur, yang nampak jelas ketika ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya.
Ular king cobra memiliki kepala berukuran besar, dengan moncong yang cenderung pendek dan tumpul. Tidak seperti ular lain pada umumnya, di belakang sisik pariental (sisik ubun-ubun) terdapat perisai oksipital yang berukuran besar. Perisai labial (bibir) berjumlah 7 buah, beberapa di antaranya bersentuhan dengan mata. Mata ular king cobra juga mempunyai pupil yang besar dan bundar.
Sisik-sisik King Kobra
- Sisik dorsal terdiri dari sebanyak 15 deret di bagian tengah badan.
- Sisik ventral sebanyak 215 hingga 262 buah.
- Sisik anal tunggal,
- Sisik subkaudal sebanyak 80 sampai 120, sebagian di antaranya berupa sisik tunggal dan sebagian lainnya berupa sisik berpasangan.
Penyebaran dan Ekologi
Ular king cobra tersebar luas mulai dari India, Bhutan, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Kamboja, China Selatan, Laos, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, dan Filipina. Di Indonesia sendiri, ular ini ditemukan hampir di semua wilayah, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
Selain itu, ular king cobra dapat hidup di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (dpl). Habitat ular ini dapat ditemukan di gua, hutan, rawa-rawa, daerah bersemak, lahan pertanian, dan sekitar pemukiman penduduk.
Perilaku Bergerak
Seperti ular-ular pada umumnya, ular king cobra bergerak dengan cara melata untuk mendekati mangsanya dan biasanya diikuti dengan menjulurkan lidahnya. Pada saat ular bergerak, tubuh ular king cobra akan membentuk lengkungan dan gerakan maju.
Di samping itu, lidah ular yang berbentuk seperti garpu memiliki fungsi untuk merasakan getaran udara sekaligus menangkap partikel-partikel kecil di sekitarnya, kemudian menyimpannya ke dalam reseptor khusus yang berada di langit-langit mulutnya yang dinamakan Jacobson’s organ.
Oleh sebab itu, ular dapat mengetahui letak keberadaan mangsanya sejauh 100 meter. Dengan mekanisme ini, ular king cobra dapat mengetahui keberadaan mangsanya dengan tepat.
Perilaku Makan
Dalam berburu mangsa, ular king cobra akan terlebih dulu menggigit dan menyuntikkan bisa ke dalam tubuh mangsanya. Hal ini bertujuan agar mangsa yang sudah tergigit tidak bisa melakukan perlawanan. Jika mangsanya sudah mati, baru setelah itu ular king cobra akan menelan mangsanya secara utuh.
Ular king cobra mempunyai kebiasaan yang unik, yaitu senang memangsa berbagai jenis ular berbisa, bahkan memakan jenisnya sendiri (kanibal). Tidak hanya jenis ular berbisa, ular king cobra juga memangsa ular jenis lain yang berukuran lebih besar seperti python dan tikus ular. Oleh karena itu, nama latin ular king kcbra adalah Ophiophagus yang berarti pemakan ular lain.
Selain ular lain, ular king cobra juga memangsa jenis-jenis reptil seperti biawak, hama tikus, dan burung. Setelah memakan mangsa berukuran besar, ular ini dapat bertahan hidup tanpa makan selama beberapa bulan ke depan. Hal ini disebabkan, ular king kobra memiliki metabolisme yang lambat.
Perilaku Bertahan Hidup
Walaupun dikenal agresif, ular king kobra sebenarnya adalah ular yang tenang. Ular ini hanya akan menunjukkan perilaku agresi apabila ia mendapatkan ancaman dari hewan lain ataupun manusia.
Sebagai tanda peringatan, ular king cobra akan berdiri menegakkan kepalanya, melebarkan tudungnya sambil membuat suara desisan yang kuat, serta dapat menyemburkan bisa ke arah lawannya.
Perilaku menyemburkan racun tidak bertujuan membunuh, namun hanya untuk pertahanan semata. Apabila bisa tersebut mengenai mata, efek yang ditimbulkan berupa kebutaan sementera, tetapi dapat hilang segera dicuci dengan air bersih
Perilaku Berkembang Biak
Sebelum induk ular king cobra bertelur, ia akan terlebih dahulu membangun sarang yang terbuat dari tumpukan dedaunan kering. Sarang untuk bertelur terdiri dari dua bagian, bagian ruang bawah digunakan sebagai tempat menaruh telur dan ruang atas digunakan induk ular untuk menjaga telur-telurnya.
Jumlah telur yang mampu dihasilkan berkisar antara 20-50 butir, dengan masa inkubasi selama 71 hari sampai 80 hari. Anak-anak ular king cobra yang baru menetas memiliki panjang tubuh berkisaran 50-52 cm.
Bisa Ular King Kobra
Ular king cobra sangat ditakuti oleh manusia karena bisanya yang mematikan dan sifatnya yang agresif ketika menyerang. Padahal, racun yang dimiliki ular ini sebenarnya tidak lebih berbahaya dari ular jenis lain. Namun, ular king cobra dapat menyuntikkan racun 5 kali lebih banyak daripada ular mamba hitam, sehingga dapat menyebabkan kematian yang lebih cepat. Dari laman Britannica, disebutkan racun king cobra bahkan dapat melumpuhkan gajah Asia hanya dalam waktu 3 jam, setelah gajah tersebut tergigit.
Bisa ular king Cobra bersifat neurotoksik atau menyerang sistem saraf. Dalam satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang.
Efek yang dihasilkan dari bisa ular king cobra ini dengan cepat menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, pandangan menjadi kabur, vertigo, dan dan kelumpuhan otot. Pada saat-saat berikutnya, korban akan mengalami kegagalan jantung dan pernapasan, dan selanjutnya berakhir dengan kematian, seperti dikutip di buku Amazing Top 10 oleh Tim Puspa Swara.