Perkutut Jawa adalah sepesies burung dalam suku Columbidae, dari genus geopelia. Burung ini merupakan pemakan biji-bijian saja.
Ada pun ciri-ciri dari perkutut jawab atau yang di sebut dengan perkutut local:
- Perkutut jawab atau yang di sebut dengan perkutut local yang memiliki tubuh yang kecil
- Dimana burung in berubuh ramping dan memiliki ekor yang cukup Panjang di bandingkan dengan badan
- Dengan kepela yang berwanakan abu-abu dengan leher dan bagian sisi bergaris halus dan pounggung coklat dengan tepi hitam
- Bulu sisi terluar ekor berwana kehitaman dengan ujung yang berwana putih
- Iris dan paruh bewarna abu-abu kebiruan
- Kaki bewarna merah muda
Perkutut tinggal berpasangan atau berkelompok kecil, dan mencari makan di permukaan tanah. Terkadang merka berkumpul untuk minum di sumber air. Sarang dari burung ini terbuat dari ranting-ranting kecil berbentuk bulat dan sedikit datar. Telur perkutut bewarna putih dengan jumlah rata-rata 2 butir.
Kebanyak burung ini berkembang biakan pada bulan januari sampai dengan September.
Suara burung perkutut jawa relative lebih kecil di bandingkan perkutut yang berasal Thailand atau yang biasa di sebut perkutut
Pemeliharan dan Perawatan
Pada umumnya burung perkutut yang dipelihara sebagai klangengan (peliharaan) oleh kebanyakan penghobi biasanya diberi makan hanya berupa biji-bijian saja seperti milet putih, milet merah, jewawut, gabah berukuran kecil, dan sedikit ketan hitam. Terkadang ada juga penghobi yang memberi pakan tambahan berupa canary seed, biji godem dan biji sawi serta pakan ekstra untuk kebutuhan mineral berupa tulang sotong.
Untuk menjaga stamina dan mengondisikan burung perkutut saat lomba, para pehobi biasanya memberikan jamu-jamuan atau vitamin untuk merangsang bunyi. Pemberian jamu umumnya diberikan tiga hari sebelum lomba setelah sebelumnya dimandikan terlebih dahulu dan diberi lolohan kacang hijau yang direndam dengan air panas setidaknya selama dua jam.
Untuk mandi rutin, para pehobi biasanya memandikan burung perkutut seminggu sekali. Perkutut yang memiliki karakter liar, intensitas mandi bisa ditingkatkan hingga dua atau tiga kali dalam seminggu. Jika karakter liarnya sudah mereda atau hilang, intensitas mandi ini bisa dikurangi.
Selain pemberian pakan seperti yang disebutkan di atas, burung perkutut yang dipelihara di sangkar juga memerlukan penjemuran di bawah sinar matahari langsung untuk menjaga kesehatannya. Para pehobi biasanya menjemur perkutut kesayangannya di tiang kerekan dengan ketinggian sekitar tujuh meter.